Rinduku padamu tak pernah sopan,
Datang tiba-tiba, mendobrak sunyi malam.
Ia tak mengetuk pintu dada,
Langsung menyelinap, mengusik jiwa.
Di tiap bait yang kutulis, kau sembunyi di antara huruf,
Seperti angin yang diam-diam mencumbu daun kering.
Tak terlihat, tapi terasaβ¦
Tak bersuara, tapi menggema.
Ya itu kamu, rinduku ini bukan sekadar kata,
Ia hujan yang tak sabar jatuh di musim kemarau.
Kau adalah nama yang terus kupanggil,
Bahkan saat bibirku diam, hatiku tetap ribut mencarimu.