Aku lahir dari rahim kesunyian,
dibuai oleh denting waktu yang retak
dan didarma oleh embun yang tak pernah dijanjikan pagi.
Namaku tak tercatat di sorak manusia,
hanya angin yang tahu,
aku pernah menangis tanpa suara.
Aku berbicara pada tembok
yang diam-diam menyerap luka,
pada langit yang gelapnya
serupa jubah yang kupakai
agar takutku tidak terlihat.
Ketakutanku adalah burung liar
yang kupelihara dalam sangkar dada
tak kuusir, tapi kuberi nama:
"Keberanian yang belum tumbuh sempurna."
Langkahku tak bergema,
namun jejaknya ditulis
oleh bayangan yang setia mengekor,
meski aku tak pernah menengok.
Mereka lihat aku beku
padahal aku adalah sungai
yang mengalir diam-diam
di bawah tanah retak
mencari mata air yang belum kutemui.
Dan ketika aku berbisik,
itu bukan kelemahan,
itu adalah mantra sunyi
yang kugoreskan pada malam,
agar aku tahu:
Aku masih ada.
Label: Buku harian yang sunyi
<< Beranda