Sabtu, 10 Mei 2025

Ujung senja

Di ujung senja yang kering dan menggigit,
seorang musafir berjalan pelan di antara gumuk pasir yang tak pernah menjanjikan arah.
Langkahnya terseret,
bukan karena lelah semata,
tetapi karena beban yang tidak bisa dilihat

beban rindu, kehilangan, dan keraguan yang dikubur dalam diam.

Di sakunya tergantung kantong kain lusuh,
berisi koin-koin bulan yang konon bisa dipakai sebagai ongkos pulang.
Tapi setiap keringat yang menetes,
setiap panas yang menempel di kulitnya,
menyedot satu demi satu koin itu
tanpa suara, tanpa ampun.

Musafir itu tak pernah menghitung berapa koin yang tersisa.
Baginya, berhenti hanya berarti mati.
Jadi ia terus berjalan,
meski setiap jejak yang ia tinggalkan
terhapus angin sebelum sempat menjadi kenangan.

Di balik sorot matanya yang sunyi,
tersimpan satu tanya sederhana:
Apakah pulang itu masih ada,
atau hanya dongeng yang ia pertahankan
agar tidak gila?

Label:

💛