Di taman bisu tempat langit pernah berdoa,
Lembayung tak lagi jingga ia membiru dalam luka.
Langkah-langkah kecil menelusuri tanah rapuh,
Menghindari bayang-bayang yang tumbuh dari gelap.
Getar di dada bukan milik cinta,
Tapi gema dari jiwa yang hampir patah.
Ia menari bersama angin yang tak ramah,
Berharap waktu tak lagi menyentuh napasnya.
Dan taman itu,
Bukan tempat bunga mekar,
Tapi tempat kenangan terkubur
dengan tangis yang tak pernah lantang.