Sabtu, 03 Mei 2025

Ketika jiwa tak punya tempat berteduh

Di tengah gejolak batin yang terus menerjang, aku hanya bisa bersandar pada kata.
Kata yang lahir dari hati yang lelah, jiwa yang kehausan akan makna, dan rindu yang tak kunjung pulang.

Inilah kumpulan sajak-sajak jiwaku:

Sekuntum Bunga di Padang Ilalang
...Sekuntum bunga di tengah padang ilalang,
diterpa terik, tanpa naungan, tanpa penghalang.
Burung-burung beterbangan,
kehausan, mencari pelepas dahaga di hamparan.

Hatiku bertanya lirih,
bagaimana mungkin mereka menemukan jalan,
tanpa angin yang bertiup pelan,
tanpa penuntun harapan.

Namun aku terdiam dalam kekaguman,
bunga itu tak layu—
meski digempur ganasnya kehidupan.


Fatamorgana Kehidupan
...
Indahnya fatamorgana,
di tengah pekaknya kehausan padang pasir tak bertepi.
Kerinduan yang kian dalam,
membuat hasrat untuk berjumpa memuncak—kuhadapi dalam diam.

Di perantauan ini,
harapan akan kebahagiaan menyelimuti angan,
membalut kenangan masa lalu yang perlahan memudar.
Dirimu yang jauh di sana,
selalu menghantui bak bayang rembulan
di sela kegelapan malam yang sunyi.

Ohh... fatamorgana kehidupan,
tidakkah kau puas dengan derita yang tak kunjung reda ini?
Hatiku merintih pilu,
menghadapi kenyataan pahit yang tertulis dalam takdir yang beku.

Di mana kekuatan,
yang dulu kauseliokan dalam pandangan hatiku?
Kini semuanya tinggal bayang,
dalam keheningan yang tak bisa kujamah.

Sajak Cinta Bergelimang Dosa
...Sajak cinta bergelimang dosa,
di malam yang penuh nafsu—angkara murka.
Bait-bait kesedihan menghantui jiwa,
mematahkan angan yang kini tinggal dusta.

Menelusuri kelamnya jiwa,
nafsu angkara mengukir cerita
dalam hayal yang tak pernah nyata.

Begitulah liarnya masa itu,
tak peduli angin malam berbisik pada tulang.
Suasana indah tenggelam perlahan,
terkubur bersama luka-luka hati yang diam.

Puing-puing Dosa
...
Biarkan puing-puing dosa itu mengikat,
mengelilingi hari-hari sunyi—
bagai ranting kering yang membalut diri.

Seakan ingin menceritakan waktu,
waktu yang mungkin takkan pernah ada yang peduli.
Ratapan menghiasi diri sendiri,
bersama nafsu liar birahinya.

Namun, di tengah gelap dan sunyi itu—
ia...
ia perlahan menemukan jati diri.



Blog ini adalah tempatku mengikat rindu, menumpahkan luka, dan menghidupkan harapan.

Selamat datang di dunia Penarindu.

🌼