Gema rintihan hatiku
telah lama pupus
diterjang badai kehidupan
yang tandus dan kejam
Kini sirna
digulung ombak penyesalan
yang tak memberi ampun
menyeruak jadi benalu
dalam gelap yang diam-diam menelan
Meski hujan membasahi bumi,
tak setetes pun angin
rela melihat bunga
tumbuh dan bersemi
Neraka kepedihan,
cakrawala penderitaan
terbuka lebar,
menelan getir yang berkarat
di dada yang luka
Langit bisu menatap
langkah-langkah yang terseret
pada jalan berlumpur
berhiaskan duri-duri kesendirian
Tak ada tangan yang menggenggam
hanya bayang masa lalu
menari di balik kabut
menyiksa dalam diam yang tak kunjung reda
Namun dalam bayang kelam,
ada satu cahaya kecil
redup tapi setia,
yang menolak padam meski dihempas ribuan malam
Cahaya itu, barangkali
adalah suara hatiku sendiri,
yang lelah menangis
namun belum mau mati