Rabu, 21 Mei 2025

getir yang berkarat

Gema rintihan hatiku
telah lama pupus
diterjang badai kehidupan
yang tandus dan kejam

Kini sirna 
digulung ombak penyesalan
yang tak memberi ampun
menyeruak jadi benalu
dalam gelap yang diam-diam menelan

Meski hujan membasahi bumi,
tak setetes pun angin
rela melihat bunga
tumbuh dan bersemi

Neraka kepedihan,
cakrawala penderitaan
terbuka lebar,
menelan getir yang berkarat
di dada yang luka

Langit bisu menatap
langkah-langkah yang terseret
pada jalan berlumpur
berhiaskan duri-duri kesendirian

Tak ada tangan yang menggenggam
hanya bayang masa lalu
menari di balik kabut
menyiksa dalam diam yang tak kunjung reda

Namun dalam bayang kelam,
ada satu cahaya kecil 
redup tapi setia,
yang menolak padam meski dihempas ribuan malam

Cahaya itu, barangkali
adalah suara hatiku sendiri,
yang lelah menangis
namun belum mau mati
🌹